Seorang Siswa SMK bernama Joko Ristanto (18) telihat berkaca-kaca, setelah apa yang telah ia lakukan pada hari pertama pelaksanan SNMPTN. Kehilangan kesempatan besar untuk berkuliah di PTN pilihannya hanya karena persiapan yang kurang. Ia mengakui, bahwa keterlambatannya di karenakan ia tidak mengetahui dimana tempat pelaksanaan SNMPTN di Panlok 44 Surakarta.
Mungkin juga di karenakan rumahnya Dia mengaku rumahnya cukup jauh yakni di Desa Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri atau sekitar 70 km dari Kota Solo. Jika tidak salah jalan, lanjut Joko, sebenarnya jarak itu bisa dirinya tempuh dalam 2 jam dengan bermotor
Bahkan saat Rektor Universitas Sebelas Maret Prof Dr Ravik Karsidi MS dan staf meninjau pelaksanaan ujian tersebut, Joko meminta langsung agar diperbolehkan masuk dan ikut ujian. Namun tetap tidak diperbolehkan. Joko yang mengambil pilihan pertama di Pendidikan PPKN Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS tersebut akhirnya hanya bisa berdiri di luar ruang dengan kesedihannya.
Rektor menanyakan mengapa dia tak mengecek lokasi ujian sebelumnya atau berangkat lebih pagi. Joko mengaku teledor tak mendatangi tempat ujian terlebih dulu sehingga dia terlambat. "Sebenarnya kalau boleh ikut ujian, waktu tersisa berapapun saya mau saja mengerjakan. Kalau ini saja tidak bisa ikut, sepertinya memang kecil harapan untuk lolos SNMPTN," lanjutnya.
Ketika dikonfirmasi, Rektor menegaskan sesuai aturan memang peserta tidak diperbolehkan mengikuti ujian tulis jika terlambat lebih dari 30 menit. "Tidak ada toleransi bagi yang terlambat lebih dari 30 menit karena aturannya memang begitu. Seharusnya peserta survei lokasi dulu sebelum pelaksanaan ujian," katanya.
Sehingga berita ini sebaiknya sebagai pelajaran kita bersama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkomentar :)